Warga-Indonesia-di-Qatar@yahoogroups.com
"Arief Amiharyanto" ariefami@yahoo.com
Tue, 27 Nov 2007 21:48:37 -0800 (PST)
Re: [WIQ] Pasal 33 perlu di rubah?
"Assalamualaikum Wr. Wb.
Menurut saya bukan pasal 33 nya yg harus dirobah, tapi cara berpikir pemimpin2 kita sekarang yg sudah ngga sejalan dengan pemimpin2 kemerdekaan.
Visi dan misi Bung Karno jelas untuk membangun Indonesia tanpa terikat dengan kebijakan atau aturan bangsa lain, makanya beliau menolak waktu Persh. Mobil Ford menawarkan untuk membuat jalan tol sepanjang Sabang sampai Merauke dengan syarat Indonesia hanya mengimport mobil Ford selama 25 thn.
Kesalahan fatalnya terjadi adalah saat "Coup" oleh Suharto dengan backing CIA. Suharto yang pinter strategi perang dan spionase ternyata ngga pinter ekonomi. Jadilah ekonomi kita "terjual" ke US dan dikontrol oleh yg disebut sebagai "Mafia Berkeley". Videonya bisa lihat di Youtube judulnya New Rulers of the World - John Pilger
Dan sampai sekarang kita sepertinya udah ngga bisa lepas lagi dari sistem ekonomi Kapitalis Barat. Karena ekonom2 kita semua lulusan Amerika. Termasuk penulis artikel di bawah ini. Pola pikir kita tentang ekonomi akhirnya hanya 1 yaitu Kapitalis yang hanya mengejar keuntungan finansial dimana semua diukur dengan uang. Padahal saat ini Cina justru bisa menunjukkan kekuatan ekonomi sosialisnya yang lebih terfokus pada kesejahteraan rakyat yang "sama rata sama rasa". Kalau pasal 33 itu dirobah maka Kapitalisme akan semakin subur, orang yang mampu bisnis semakin kaya yang ngga mampu ya jadi pengemis. Dan yang parahnya negara kita semakin terjajah secara ekonomi.
Apakah itu yang kita mau ?
Wass,
Arief
"Agus Miardi" AMiardi@qatargas.com.qa
Wed, 28 Nov 2007 11:21:27 +0300
Setelah era perang dingin, economy dunia cenderung kekapitalis hampir ngak ada Negara yang bertahan dengan system lain. Jadi kasarnya mengikuti tren amirika dan sekutunya. Dimana posisi Indonesia tentu sangat tergantung pada kekuatan tawar menawar.
Ada prinsip take and give. Melihat ekonomi Indonesia sekarang dengan kacamata sukarno atau orba jelas salah.
Jadi mafia Berkeley ngak perlu di perdebatkan lagi.orang nya bisa siapa aja ngak harus tamatan amrik Tiori kemakmuran juga banyak, ngak harus tergantung pada platform ekonominya, salah satu yang cukup terkenal adalah jaringan distribusi. Kalau saya juga kesini. Simplenya hasil panen akan laku dengan harga yang wajar mengiguti harga pasar. Untuk memajukan ekonomi saya sangat pada tiori nenek moyang.
“Rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya”
Tambah satu lagi, kalau ada nenanam tentu akan ada buah. Kayaknya ngan jauh jauh dari pesan alquran kita akan memetik hasih dari apa yang kita tanam.
"Ade Sanjaya Aliyasa" adesan70@hotmail.com
Wed, 28 Nov 2007 11:56:36 +0300
Kayanya minta amandement UUD lagi .......Pak M Usman ini. Amandement UUD era reformasi yang memakan biaya dan pengorbanan yang banyak belum tuntas dan belum dilaksanakan amanatnya walaupun sudah lebih dari sepuluh taun sampai sekarang baru tahapan sosialisasi belum kepelaksanaan. Sekarang orang ekonomi minta amandemant UUD pasal yang lainnya??? ........Kalau setiap pakar mengajukan amandement terhadap UUD maka bisa dibayangkan semua para ahli dan pakar akan bekutat di PRUUD, lalu di RUUD ....lalu pengesahan Lalu amandement UUD ...... lalu program memasyarakatkan UUD baru and so and so .....ujung ujungnya ngabisin uang negara aja buat rapat , sidang , sosialisasi and so and so ........Eh tak lupa pula karena UUD baru harus dikenalkan juga ama seluruh dunia .... jadilah sosialisasi sambil tamsya keliling dunia ...........Ehmm emang amandement UUD adalah bisnis menarik ....??? Besok aku akan buka juga UUD45 mana tau ada pasal yang bisa diamandement oleh kuli pabrik macamku ini .......mau ikut berbisnis amandement juga ah ?
Ade Sanjaya Aliyasa
Qapco.co.ltd
Po.box 50155- Ummsaid Qatar
Phone : +974 4642335Mobile ; +974 5865068
Monday, February 18, 2008
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment